Jagalah Hati
Jagalah Hati
Saat diri dilanda gundah gulana. Pandangan yang tajam mendadak menjadi buram. Pikiran yang jernih menjadi kusam, bagaikan cermin yang lama tidak dibersihkan. Bahkan terkadang kita merasa berat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, padahal itu adalah kewajiban kita. Rasa itu muncul disaat hati enggan melakukan apapun. Mengapa hal itu terjadi demikian?
Kuncinya ternyata terletak pada hati. Hati bagaikan raja, sedangkan prajuritnya adalah anggota badan. Apabila rajanya baik, maka seluruh prajuritnya akan baik pula. Namun, sebaliknya bila rajanya berlaku tidak baik maka semua anggota prajuritnya akan berlaku tidak baik.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
“Amalan badan tidak akan diterima tanpa perantara amalan hati. Karena hati adalah raja, sedangkan anggota badan ibarat prajuritnya. Bila Sang Raja buruk, maka akan buruk pula seluruh prajuritnya. ” (Majmu’ Al Fatawa, 11/208).
Oleh sebab itu, Islam mengajarkan bahwa amalan hati memiliki kedudukan yang tinggi dan agung. Apabila hati seseorang bersih maka semuanya akan bersih, namun jika hatinya kotor makan semua akan kotor.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah (segumpal daging) itu adalah hati..” (HR. Muslim).
Dengan demikian, perlu kita berhenti sejenak menelisik kondisi hati kita. Sudah sejauh mana hati ini kita bersihkan dari noda-noda (penyakit hati) yang menyebabkan rasa malas untuk beribadah. Sehingga ketika hati sudah mulai bersih maka aktivitas ibadah dan kegiatan ibadah lainnya akan Allah mudahkan untuk melakukannya.
0 Response to "Jagalah Hati"
Posting Komentar