KEPULAN ASAP JUGA MENGAJARI KITA
.png)
Di balik jendela kamarku yang mulai mengusam, terlihat kepulan asap terbang ke awan. Sore itu, aku duduk diatas ranjang atas melihat asap itu terbang menjauh dari tempat perapian. Ku perhatikan kepulan itu terbang bersama angin yang meniupnya. Sesaat angin datang dari utara kepulan itu pun tertiup kearah selatan, sesekali angin datang dari arah timur ia pun terbawa kearah barat. Begitulah nasib sang asap yang tak menentu mau ke mana ia pergi. Pasrah dan menunggu angin yang akan membawanya.
Akankah nasib kita seperti asap? Yang menunggu datangnya sang angin meniup? Menanti kencangnya hembusan udara yang menerpa?. Tentu tidak, kita adalah manusia yang diciptakan oleh Allah untuk bergerak dengan arah dan tujuan yang jelas. Tujuan yang sangat mulia dan agung yang harus senantiasa menjadi pijakan orang muslim. Demi meraih kemulian dunia dan akhirat.
Tujuan itu tertuang di dalam kalamullah-Nya , yaitu. “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Al Hujurat: 56). Tujuan tersebut adalah ibadah hanya kepada Allah dengan semurni-murninya ibadah tanpa dihinggapi syirik dan bid’ah. Baik Ibadah yang berhubungan lansung dengan Allah seperti sholat, puasa, zakat dll, maupun ibadah yang berkaitan dengan manusia seperti, silaturahim, tolong menolong, saling menasihati dll.
Oleh karena itu, semakin teranglah tujuan hidup seorang muslim di dunia ini. Ia didiciptakan bukan untuk main-main belaka tanpa arah dan tujuan. Melainkan, untuk mengabdi atas semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Selain itu, seorang muslim harus mempunyai prinsip. Prinsip yang dapat mendorong dirinya kearah yang lebih baik yang tidak terbawa arus layaknya asap. Prinsip itu adalah istiqomah dalam beragama. Dengan istiqomah yang tertanam kuat dalam jiwa disertai dengan senantiasa memohon petunjuk dari-Nya, maka insyaallah kita tidak akan mudah tergoyahkan dengan godaan yang datang menghampiri mata kita.
Memang kita tidak pungkiri bersama, kualitas ibadah kita pasti pasang surut. Karena dalam jiwa kita ada nafsu yang mendorong kearah kejelekan. Namun, dengan kita selalau sadar bahwa hidup di dunia ini untuk beribadah, maka setiap nafas yang kita helakan, mata yang senantiasa kita kedipkan, kaki yang selalu kita langkahkan dan sebagainya, kita niatkan ibadah karena Allah sehingga bernilai pahala disisi-Nya.
Sesaat ku helakan napas, Ternyata kepulan asap itu
memberikan kita pelajaran yang sangat berharga. Bahwa seorang muslim itu harus
memilik tujuan dan prinsip/pendirian kokoh. Tidak mudah terbawa arus negatif yang
menghadangnya walaupun ia berada dilingkungan kurang baik. Sebaliknyajika ia
tidak mempunyai tujuan dan prinsip/pendirian
maka tunggulah angin yang akan membawanya. Lalu, dalam hal ini apa
bedanya ia dengan asap? Wallahu a’lam. Irfan Maulana (16 Desmber
2012, kamar Abu Bakar)
lanjutkan mas bro..
BalasHapus