Mengapa Kita Malas Menghafal Al-qur’an?





Selepas sholat isya malam tadi (28/11), tak sengaja saya berpapasan dengan salah seorang jamaah masjid Al-Madinah Mutiara Bogor Raya (MBR) Katulampa. Sosok bapak yang sederhana, usianya kira-kira 40 tahunan, dia mengenakan koko putih bergaris hitam di samping kanan dan kirinya, sarung cokelat yang digulung rapih selalu ia pakai, dan kopiah hitam berbentuk bulat yang sering ia gunakan menjadi ciri khasnya.

Saat itu, motor saya diparkirkan berdekatan dengan motor bapak itu. Ketika saya mau menyalakan motor yang sudah saya duduki dan bapak itu pun hendak menyalakan motor juga, tiba-tiba beliau berucap dengan nada pelan, “Maaf pak, saya mau tanya bagaimana sih metode menghafal Al-Qur’an yang baik itu”. Sontak saya kaget campur senang karena yang beliau tanyakan ini adalah hal yang sangat penting.

“Sebenarnya banyak pak metode menghafal Al-Qur’an saat ini yang sudah berkembang, hanya saja yang pernah saya lakukan itu dengan cara membaca sebanyak 20 kali per ayat, kemudian ayat kedua pun dibaca 20 kali, setelah hafal ayat pertama dan kedua diulang kembali 20 kali, selanjutnya ayat ketiga dan keempat dilakukan seperti pada ayat pertama dan kedua” timpal saya kepada bapak itu.

“Saya pernah mengahafal Surat Al-Baqorah sampai satu maqro tapi lupa lagi pak he” ungkap bapak tersebut kepada saya. “Ketika kita hendak untuk menghafal Al-Qur’an maka hal pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki niat kita pak, untuk apa kita menghafal Al-Qur’an? Apakah hanya untuk dikatakan hafidz Qur’an? Kemudian setelah hafal Qur’an apakah kita siap untuk memurojaahnya kembali atau hanya sekedar hafal saja? Maka dari itu pentingnya kita untuk meluruskan niat kita dalam menghafal Al-Qur’an karena Allah Swt dan berazam untuk menjaga serta mengamalkannya” ucap saya panjang lebar.  

Dalam percakapan kami, bapak itu terlihat sangat menyimak dan memperhatikan dengan begitu seksama. Sesekali beliau mengangguk-anggukkan kepala. Guman saya dalam hati “semoga apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat dan bisa beliau amalkan”. Kemudian bapak yang memiliki sorot mata yang tajam itu bertanya kembali, “apa ya pak yang membuat kita susah untuk menghafal Al-Qur’an?” (tampak dari mimik wajah beliau penuh penasaran).

“Dosa kita yang menghalanginya pak” jawab saya. “karena dosa kita yang menyebabkan kita susah untuk menghafal Al-Qur’an, karena dosa kita yang belum sempat kita taubati yang membuat kita malas untuk mengulangi lagi hafalan kita. Sungguh beruntung orang yang membersihkan diri (beristigfar, berdzikir, dan bertaubat)  dan merugilah orang yang mengotori jiwanya (berbuat dosa)” tutur saya kembali.  


Bapak yang rajin ke masjid itu begitu antusias menyimak penjelasan saya yang sangat sederhana ini. Saya berharap semoga beliau bisa termotivasi dan mau melanjutkan kembali hafalannya. Kemudian beliau menanyakan dimana tempat tahfidz untuk anak sekolah dasar Karena beliau memiliki anak usia SD yang ingin dijadikan calon penghafal Al-Qur’an (masyaAllah). Saya sarankan beliau menitipkan anaknya di salah satu Ma’had tahfidz di daerah Mega Mendung Puncak Bogor. Di akhir pembicaraan kami, beliau sangat berterimakasih atas pencerahan dan masukannya. “Terimakasih banyak pak,” ucap bapak itu, “iya pak sama-sama” balas saya, menutup pembicaraan kami. Kemudian si Bapak itu menstater motornya dan pamit duluan jalan setelah mengucapkan salam sambil tersenyum sumringah. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengapa Kita Malas Menghafal Al-qur’an?"

Posting Komentar