Ketika Tetesan Langit Berjatuhan

 Ketika Tetesan Langit Berjatuhan


Dia datang membawa keberkahan. Membawa kabar gembira dan kebahagiaan bagi alam. Menyapa bumi yang kering kerontang. Kehadirannya sangat ditunggu karena akan memberikan kehidupan. Menumbuhkan tanaman dan menyegarkan aneka hewan. Diminta manusia saat musim kemarau. Ya, ia adalah salah satu anugerah yang patut kita syukuri yaitu hujan. 

Hujan merupakan ayat-ayat Allah di alam yang akrab dengan kehidupan manusia. Ia datang dengan berbagai bentuk, dari yang paling lembut berupa rintik-rintik, gerimis, hingga hujan yang begitu lebat. Sebagian orang menganggap hujan adalah penghambat aktivitas. Karena mereka tidak bisa kemana-mana. Sebagian lagi mengeluhkan karena basah kuyup, rumah bocor, banyak genangan air. 

Tapi, bagi orang yang dianugerahkan untuk melihat dari kelembutan hati hujan adalah tetesan langit yang berjatuhan ke bumi. Ia merupakan pelukan langit karena mampu membasuh bumi, bagaikan pelukan lembut dari atas. Hujan bagaikan puisi yang turun dari langit, yang akan membawa kenangan, harapan dan cerita yang indah yang akan mewarnai kehidupan. 

Hujan memberikan kita pelajaran yang bermakna dalam segala hal. Ia menyadarkan kita bahwa setelah adanya mendung pasti akan datangnya terang. Setelah badai berlalu akan muncul pelangi yang indah yang siap manawan mata. Hujan mengingatkan kita tentang pentingnya penerimaan, sesungguhnya dalam kehidupan kita ada sesuatu yang terkadang tidak bisa kita kendalikan. Namun, kita mampu memilih bagaimana cara untuk meresponnya. 

Hujan mengungkap makna dari keberanian. Bagaimana kita bisa melihat tumbuhan kecil yang kuat tumbuh meski dia menerima banyak derasnya kucuran air. Tapi, mereka tidak menyerah begitu saja. cara yang dilakukan adalah menyerap hujan untuk tumbuh lebih kokoh dan kuat. 

Hujan tak selalu membuat hati murung, namun hujan pertanda keberuntungan. Karena saat hujan turun merupakan waktu yang tepat untuk berdo’a yang cepat diijabah. Sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ

Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.”

Saat hujan turun Rasulullah mengajarkan untuk berdo’a. Nabi Sallahu Alaihi Wasallam bersabda: yang diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا  

“Adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam apabila melihat hujan beliau berdoa: Allaahumma shoyyiban naafi’aa (Ya Allah, jadikan curahan hujan ini yang membawa manfaat kebaikan.” (HR. Al-Bukhari).


Demikianlah Rosulallah shallallahu ’alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk mensyukuri nikmat hujan yang merupakan tetesan dari langit yang dikirimkan Allah untuk makhluk di bumi. Semoga kita betul-betul bisa mensyukuri nikmat hujan ini yang begitu indah. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ketika Tetesan Langit Berjatuhan"

Posting Komentar